cerpen " semasaku"



SE-MASAKU
my facebook acount : http://www.facebook.com/saskiakurnia

Oleh : saskia kurnia riandasari
Kampungku memang kampung yang tertinggal, tapi itu bukan berarti aku kampungan. Namaku Susi Alalika Jayanti, aku lahir di tanah Bangka, tepatnya 17 desember 1996. Sekarang aku tinggal di daerah sumatera. Ayahku juragan karet di kampung, ibuku ketua PKK desa. Mereka kompak dalam berkerja, sampai harus tidak pulang dan meninggalkan ku dalam larutnya malam. aku juga anak tunggal di sini, di umurku yang ke-16 tahun ini mulai berfikir, bagaimana mencari cinta sejati. Tapi kata ibu itu belum menjadi fikiran seharusnya, kecuali saat aku mengijak umur 20 tahun. Menurutku beda, justru dari sekarang aku harus mencari, karna jika aku terus yang berlari jodoh akan kelelahan mengejarku. Aku tidak akan mau dan tidak akan sampai mau di lebel ‘perawan tua’, ayahku juga melarangku untuk pacaran, katanya kalau sudah ada kerja nanti baru I get my real world, but it’s still I’am.
-eeee-
“Spadaaaaa! spada eperi badiii! helooo everi badi at hom???!! hellooo,, yuhuu!!!
“ Bu buka pintunya siapa tahu rejeki nomplok, kayak yang TV itu loohh bu”
Ckreeekkkk,,, “Ehhhh ibu, susinya ada bu?” sapanya dengan ramah sebelum di sapa bu Dumi
 “ Ohh kamu anak muda, kok sudah parkir pagi-pagi buta di sini. mencari putriku juga, ada apa, hehhh?” sapanya dengan sedikit menunjukan kelelokan seorang ibu.
Siapaaaa buuu..
“ Bukan agen rejeki nomplok pakkk, malah agen koplok yang dating,”
“ya sudah kamu tunggu di sini ya anak muda!” pintanya kemudian masuk dan menutup pintu. “Susii keluar sayang, ada temanmu.” . iyaaaa buuuuuu… (terdengar dari kejauhan)
“ wuiihhh, rapi sekali anak bapak, mau ke mana ncek­­1”. Susi hanya tersipu malu mendengar ucapan ayahnya.
“ Ciyuss pak? ya ia lah pakk, siapa dulu bapaknya? pak Tijo gituu lohh!!”
“ckckkckc, mau kemana sus kamu itu, cantik sekali pesonamu. lah tadi dapat kata-kata ‘ciyus’ tadi dari mana. bahasa kamu ada-ada saja susi,!”
“bu itu mananya bahasa gaul, ya sudah bu saya pergi dulu ya.”
“mau kemanaa kamuuuu susiiii,?”. “ pergi buuu, sebentar saja”. dengan si anak muda? siapa beliau? susiiiii,,!!!!”. “Alex buuuu”.
nguungnguuuunggnguuuunnnnggggg. Motor Jupiter casing merah itu melaju kencang dari rumah.
-eee-
“Lex, kita mau ke mana? ke tempat yang pasti belum pernah kamu kunjungi.”
”iya ke mana?”
“jalan anggrek!”. apaaaa, jalan anggrek. itu sangat terkenal sekali dengan budayanya.  mereka ramah dengan tamu-tamu yang datang, apalagi terlihat tajir, bisikku dalam hati.
“ nah ini tempatnya. kerenkan?”. wahhh liar juga pria ini, ku kira lugu ehh malah banyak sekali motifnya. dasar priaaa.
“ ayoo masuk sus, ayooo!! kamu malu? biasa saja. Ayo!!” Alex langsung menarik tangan susi untuk masuk.
“nah sus, ini dunia remaja, apa salahnya kita kenal yang beginian.nanti juga kita tidak akan hidup tanpa hiburan”. Aku hanya mengerutkan kening dan heran dengan calon pacarku ini. Iya Alex baru ‘Calon Pacarku’. Kami pertama kali bertemu di di sebuah gang dekat sekolah, saat itu aku baru pulang sekolah. Alex juga baru pulang kuliah di kota. Rumah kami memang jauh, dan tidak banyak masyaakat mengenal Alex.
“lex, kamu gila ya? Ini temppat PSK goblokk!!, PULANGggg Lexx,,!!”
”Apaaaa susss,, aku gak dengerrr!!” sembari terus berjoget di dekat meja 1.
20.00 WIB
“pulangggggg!!”
” Sebentar lagi yaaa,, tanggungg susss,!” suara mereka larut dalam dendungan music café, hingga susah untuk melihat siapa saja yang sedang lupa diri. Bau alcohol juga bertebaran di sekitaran hidung.
Aku tarik tangan alex untuk pulang dan kami langsung meluncur ke rumahku, tepat pukul 04.50. aku hanya diam setelah sampai ke rumah setelah mengucap salam untuk rumahku. Aku takut nanti ibu, bapak ku bertanya dari mana saja aku. Langsung langkahku berlenggok menuju kamar tidur yang tidak jauh dari pintu masuk, mengunci pintu dengan rapat lalu mandi membersihkan tubuh.
-eee-
Kringgggggtutttttutttt. – Well you done done me and you bet I felt it…..I tried to beat you but you're so hot that I melted…..I fell right through the cracks, now I'm trying to get back….- denging Handfhone ku saat malam mulai larut di udara yang dingin dan memikam kalbu ku malam ini. “hallo.!”
”hai, (salam ala mereka), maaf ya, tadi akau tak sengaja mengajakmu ke sana. Aku hilaf”
”iya, aku juga mengerti atas seluruh keadaan mu sekarang. Tenamg saja aku memahami lex”
”trimakasih ya sus,”. Lalu pembicaraan mereka melanjut hingga larut dalu­[2]. Aku hanya terdiam mengangguk dan menunduk saat ingat betapa hancurnya ia saat ini, siswa berprestasi yang putus sekolah karna biaya. Memang banyak sekali warna yang terukir saat menjalan kehidupan di bumi ini. Itu lah yang membuat aku membuta mencintainya.
Hingga rela lakukan apapun untuk itu. ‘susi, pokoknya kamu harus bias jadi ke banggaan ibu dan ayah’. Kata-kata itu terus menjadi hantu. Tapi lain saat iya kadang menjadi angin yang berlalu saja di telinga. “susi kamu liburkan hari ini?”
”iya”.”ikut kau ya,”
”tidak, aku takut, nanti kau ajak aku ke tempat kemarin, aku tidak mau lex. Aku gadis normal.”
”tidak sus, aku tau yang terbaik untuk kamu, kita ke kontrakan ku ya!”
”iya, tapii, aku,…” belum selasai susi bicara Alex langsung memotong pembicaraan
“ tunggu 5 menit lagi, aku jemput kau”.
Saat suara motor itu kembali, langsung ku naiki tumpangan itu, lagi-lagi kami menuju ke suatu tempat, tapi bukan jalan anggrek. Kali ini kolam renang. Aku tak membawa apapun ke sana, aku fikir kami akan berenang. ternyata hanya bersantai ria di sana. Sekilas mataku memandang ke arah selatan dari atas tribun penonton yang satu ini.  Duaaaarrrrr. Ku dapati calon kasihku telah berdiam melihatku sembari berkata “ Sus, maaf aku berdosa mencintaimu. Biar Tuhan yang menghukum ku, dan biar Tuhan yang membalas…..”.
 duaaarrrrr.
Serentak sebelum nama yang di sebut Alex, iya tergeletar kaku berdarah panas. “astaggaaaa, Alex, Aleex, Aleeeex!!!!!!!!”. Lalu terlihat dari kejauhan seorang pria berjacket hitam kelam beranjak pergi meninggalkan tapaknya. ‘sepertinya aku kenal pria itu’, gerutu ku saat sekilas melihat bayangan itu ‘tapi, siapa dia?’. Setelah sekian detik aku mengenang bayangan itu, tangan ku tersentuh dengan zat cair yang begitu kental. Iya, benar itu darah, darah calon kekasihku.
Alex pergi seakan menyiratkan rahasia tentang jatinya. Dengan mata masih memerah dan cair, ku tutup mata Alex yang masih terbuka lebar dan bibirnya yang tersenyum. Bukan hanya tubuhnya, sepertinya seluruh anggota tubuhnya mengisyaratkan sesuatu.
-eee-
Lelah bernaung dalam kesedihan, aku beranjak ke fase hampir gila. Tapi sisi lain aku masih hidup, walaupun telah di ambil sebagian oleh alex. Sekilas setelah senyuan alex memenuhi otakku, kini ada lagi bayangan hitam yang menyentakku. Siapa dia?.
Esoknya ku naiki motor Honda beat ku meluncur ke tempat les. Aku sekarang 19 tahun, tapi seolah baru kemarin Alex pergi. Aku masih menyimpan siratan yang di kirim alex lewat jasadnya. Sampai akhirnya tuhan tahu apa yang terbaik untukku. Sampai aku  temui pembicaraan di sebuah gang kotor tempat bias ku lewat
“beres boss, alex kan udah gua kirim ke neraka. Udah di makan belatung boss. Hahahhaha”. ada nama alex di percakapan itu, apa hubungannya? Ada apa antara Alex dan komplotan pembunuh itu.
“pokoknya, kalian harus kirim seorang pria lagi untuk hancurkan Susi. Aku tidak mau tahu, soal bayaran, gua yang tanggung. Setelah kalian berhasil, kita akan adakan pesta besaaarrr. Hahhhaha”. Tawa itu menggeletar kuat. Hatiku mulai tersentak kembali, kesedihan berubah menjadi kepanikan, di pembicaraan itu ada namaku dan alex. Apa itu? Belumlah langkahku mencapai hitungan 3, sosok itu tampak jelas. lewat dari celah-celah papan tua tempatku mengintip. Ku lihat lagi serentak mataku membengkang dan tak dapat ku percaya. Ada Robi di sana. Sempat aku berfikir robi adalah dalang dari moment ini.
Aku naiki roda duaku, dan menghidupkan mesin. Tiba-tiba,
“susi!!”.astaga Robi melihat ku -aku panik-.
”heii, apa kabar? Ro ob bb bi.” Entah mengapa aku terbatah menyebut nama yang sempat mendekatiku saat SMA.
 “apa kabar sus, kok di sini?”.”ohh, tidak, mesin motorku hanya bermain. Aku tak bias jalan lagi dan terpaksa berhenti”
”ohh begitu, boleh ku tolong kau?”
”yaa sangat boleh”. Setelah motor itu hidup dan aku meluncur pergi. Ketika ku lihat wajah robi di sepion kanan ku, tampaknya ia tak curiga dengan yang aku lakukan.
-eee-
‘Robi harus ku curigai’. Esoknya ku dapati alamat lengkapnya dan ku datangi tempat itu. Pembicaraan itu sungguh jelas ku dengar, saat tangan kanan ku berniat mengetuk pintu depan.
“kemarin aku bertemu si Susi, semakin cantik saja dia. Sudah kau dapati pria yang cocok untuk merusak kehidupannya?”
”sudah boss”
”bagus, kali ini pria itu harus berhasil, kalu tidak bukan hanya pria itu yang ku kirim ke neraka dengan Alex. Kau juga ikut di sana. Pahamm!!”
”paham bos,”
”Susi, kamu lihat, bagaimana hidupmu nanti, ini dia balasan untuk seorang wanita cantik yang ikhlas menolak cintaku. Akan ku laksanakan sumpahku. Ku bunuh kau dengan ini Susi Alalika Jayanti”.
Brakk tanpa salam dan izin untuk masuk, aku berlari dengan amarah ku yang membara. Ku cengkram baju kemeja yang di kenakan Robi. Ku tampar iya. Lantas aku tak tahu bagaimana asal kejadian ini, yang aku ingat hanya ada sebilah pisau yang ku pegang di perutku, tepat sebelah jantung dan satu peluru yang berhasil menerobos kepalaku. Akhirnya aku menemu kasihku alex, trimaksih bobi, trimakasih takdir, dan trimaksih untuk semua tinta yang melekat di hidupku.