AKU LUPA


Benar namanya yang selalu ku sebut dengan mu bukan? Iya bahkan pengejaannya pula ku ucapkan setiap saat aku bersujud pada mu. Hari-hari berlalu kini terasa tak karuan. Kadang kurasa waktu sangat cepat berlalu, tapi ada saat ku rasa ia sangat lamban berputar. Aku tak sanggup menjawab jika ada pertanyaan kenapa aku bisa jatuh dalam cintanya? Karena aku tak punya alasan untuk mencintai nama itu. Sungguh aku sangat menghargainya, bahkan sebenarnya aku takut ia mendapatkan dosa dari ku, karena tatap ku. Tapi aku pun tak bisa menahan diri dalam kerinduan akan dirinya. Aku tak bisa menahan diri untuk terus berdoa pada Tuhan tentang ia, tak bisa menahan diri untuk meminta Tuhan menjaganya.

Keyakinanku hingga saat ini tetap sama. Kami sama-sama mengadu pada Tuhan yang sama. Maka sungguh Ia maha tahu apa yang kami diam-diam bicarakan dan harapkan dalam doa. Karena sebenarnya aku ketakutan, aku diam-diam takut mencintainya kecuali mencintai rob-nya. Hari ini aku begitu merindu, sungguh merindu. Tapi kerinduan hanya kerinduan, karena hujanpun bertirai membatasi pertemuan.

Hujan dan rindu sepertinya sudah begitu akrab berteman. Apalagi dalam bulan ini, mereka terlihat lincah berdansa dijalanan. Seolah menyombongkan diri bahwa mereka bebas bersama, Dan aku hanya bisa melihat dan berharap menjadi hujan dan kamu rindu. Tapi sudahlah, mungkin belum waktunya kita menjelma.

Kau tahu? Saat bersamamu seolah dunia mendukung semua pendapatku yang dulu sama sekali tidak ku sangka akan demikian. Saat bersamamu aku lupa bahwa aku tidak sempurna, aku lupa dengan keadaanku yang mungkin memprihatinkan, aku lupa dengan masalah yang terus menghantui hariku, yang aku tau hanya ada kau. Bahkan terimakasih kepada mu tak akan cukup ku hanturkan, itulah aku lebih memilih untuk berterimakasih pada penciptamu karena ia telah menciptakan mahluk sepertimu.