ANUGRAH TERBESAR


ANUGRAH TERBESAR -Ku

Teruntuk kamu penghuni baru. Mungkin jika dibandingkan dengan cinta kedua orang tua ku, kau belum ada apanya. Ini bukan tentang sebuah anugrah, hanya saja kenapa “anugrah terbesar” ku pilih sebagai judul tulisan ku, karena aku sedang mencintai kata itu. Kamu pasti tahu, aku suka menyanyi. Walau aku terkadang merasa jijik saat mendengar ulang rekaman suaraku. Kamu pernah mendengarkan aku menyanyi bukan? Tidak lah kau sadari sebenarnya itu adalah suara hati. Kali ini cerita tentang bagaimana harapan dan pesan ku padamu, walaupun aku tahu belum pantas aku bercerita seperti ini.
Hari ini sabtu, artinya besok adalah minggu dan malam ini sering disebut malam istimewa bagi para pencinta. Entah kenapa, mungkin karena besok libur dan malam ini mereka dapat menikmati malam semalaman tanpa takut terlambat bekerja besok. Itu hanya dugaan ku saja, jangan terlalu percaya. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu apa yang aku lakukan hari ini. Karena setiap hari yang aku lakukan sama saja, memikirkan mu. Ahhhhh, bodoh sekali, waktuku habis memikirkan orang yang entah memikirkan ku atau tidak. Kamu tahu? Memang sering kita bertemu, tapi sesering itulah kerinduan melandaku. Yahh maklum orang jatuh cinta.
Sebenarnya aku ingin bertanya padamu. Apakah pernah kau rindukan aku, sebagaimana aku merindu? Aku pernah bilang, aku suka hujan. Karena setiap tetesnya mengitkan bahwa yang diatas akan jatuh kebawah dan yang dibawah akan menguap keatas untuk jatuh lagi di bumi. Tapi aku tak tahu ada apa dengan langit. Apakah langit pula hujan saat bumi hujan?. Itulah kamu dan aku. Bukannya aku berdoa kita bak langit dan bumi yang jauh tak tergapai. Saat hujan aku suka, karena ada hujan yang menemani rinduku, disana tenang hanya ada suara hujan. Hujan berani untuk jatuh demi memenuhi hasrat kerinduannya di bumi, dan itu atas izin Allah. Aku ingin berani seperti itu. Lagi-lagi itulah kenapa aku suka hujan, disisi lain aku iri pada hujan yang berani, sedangkan aku tidak. Dan ini tidak bisa aku jelaskan panjang lebar padamu, karena aku tahu kau pasti akan tertawa geli.
Nanti, jika kelak hari yang kau dan aku tunggu telah tiba. Aku ingin berbica hanya berdua. Hahhahaha, tak bisa ku bayangkan. Berdua?? Dengan mu?? Hanya kita??. Apa yang akan aku lakukan. Hei kamu, jika kelak yang kamu dan aku inginkan terjadi, maka kita akan dirundung cinta yang sangat besar. Tapi cinta dan benci itu berada ditempat yang sama. Hanya terpisah oleh lapisan setipis kulit bawang.  Yang aku mau silahkan benci aku jika aku berbuat salah tapi jangan biarkan kebencian membakar cinta mu. Karena sebesar apapun kebencianku aku memiliki dasar cinta yang luar untuk memadamkannya. Ku harap kau pun begitu, sama seperti ku.