Memiliki tubuh yang mungil lengkap dengan kacamata
tebalnya. Setiap hari selalu tampil fresh dengan goresan lipstick merah di
bibirnya dipadu dengan kulitnya yang berwarna putih. Yap, mahasiswa sering
memanggilnya ‘nenek’. Mengapa Anastasia mam menjadi prioritas saya untuk
bercerita? Yap. Karena beliau adalah hal yang paling menarik untuk diceritakan.
Terlebih bibirnya yang tipis tak jarang mengeluarkan kata-kata yang menyinggung
lebih tepatnya membuat mahasiswa bersalah atau lebih tepatnya membuat mahasiswa
kesal. Jujur saja, saya dan teman-teman tak jarang melontarkan kata-kata candaan
yang meluapkan kekesalan kepada beliau. Beliau adalah dosen dengan gelas M.Pd,
jelas gelar tersebut didapat dari S2. Karna sudah S2 maka layaknya graduation
dari S2, seharusnya sudah ilmu yang ia dapat harus 10 bahkan ++++ dari
mahasiswa DIII. Jika kalian satu paham dengan saya. Tapi the problem is…
seorang dosen S2 tidak bisa menggunakan IT dengan baik, yup wajar, hal tersebut
sangatlah wajar. Karena jujur saja ibu saya pun tidak dapat menggunakan IT
dengan baik sebagai seorang giuru, bahkan saya pun tidak bisa menggunakan IT
dengan baik sebagai mahasiswa. Yang menjadikan hal ini menarik adalah beliau
pernah memanggil satu mahasiswa hanya untuk memindahkan file dari laptop ke FD
miliknya. Karena beliau tidak tahu bagaimana memindahkan. Tentunya hal tersebut
lucu menurut saya. Kalau membahass tentang IT tentu beliau dapat dikatakan no1
tidak tahu apa-apa. Maaf bu, ini hanya cerita.
Kedua hal tersebut ada diruang kelas saat proses
belajar mengajar. Dalam 1 semester beliau mengampuh dua mata kuliah, tak perlu
saya sebutkan mata kuliah apa. Masing-massing mata kuliah memiliki mahasiswa
penanggungjawab baik untuk kelas A bahkan kelas B dan masing-masing mata
kuliah, jadi lebih kurang ada 4 mahasiswa yang sibuk berurusan dengan beliau.
Jadwal mata kuliah pun sudah ditentukan dalam satu minggu. Dan disana tertara
jelas perbedaan waktu antara satu mata kuliah dan mata kuiah lain, begitu pun
dengan mata kuliah yang beliau ampuh. Tapi, saat beliau masuk untuk mengatakan
satu mata kuliah dan memanggil Pj mata kuliah satu, maka secara wajib PJ mata
kuliah satunya pun harus ikut menghadap. Jkasarnya beliau selalu mencampurkan
urusan kedua mata kuliah itu. Tapi beliau selalu mengatakan bahwa kedua mata
kuliah itu berbeda dan jangan disatukan. Salah satu mata kuliah mengharuskan
kami untuk persentasi yang judulnya pun tak ada acuan. Terkadang berubah
terkadang tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Kelompok saya kebagian salah
satu judul yang menurut SOP kami harus
membagi pembahasannya. Dan dibuat makalah utuk masing-masing pembahasan.
Kebetulan saya kebagian sub bab untung pengertiannya saja. Dan begitu saya
sudah 50% paparan, saya di stop dan beliau berkata “apa sebenarnya yang anda
jelaskan, seharusnya bukan ini!” serentak dalam hati saya campur aduk, kesal,
lucu, capek dan sebagainya. Tapi begitu dua rekan saya yang lain paparan beliau
melihat judul makalah yang sama, padahal yang mereka bahas berbeda, serentak
teman saya tidak dipersilahkan paparan dan biberi tugas membuat RPP dan satu
lagi yang merupakan kewajiban beliau. Tapi seperti yang saya katakan, sering
sekali mereka memanfaatkan mahasiswa. Tapi ya sudahlah semuanya sidah berlalu
dan kami pun sekarang sudah ikhlas terlebih itu sedah beberapa semester yang
lalu.
Diklinik, hal tersebut terjadi pula. Jadi kegiatan kami
adalah tepri praktek, karena kami DIII maka
tentunya praktek lebih bnayak, beliau pun mengawasi salah satu cabang
keilmuan yang ka iperlajari dan kami paling sungkan apabila diawasi oleh
belaiu, Karena jangankan kami, pasien pun menjadi takut meliahtanya. Bahkkan
pasien pernah menangis dan mengatakan “saya takut dengan ibu itu” kebayang kan
gimana dia ngawas, eitsss terlebih beilau tidak pernah memberi nilai diatas 75.
Seprtinya beliau hanya mengenal angaka 0-75 maka kami tidak pernah mendapatkan
A dengan beliau, bukan kah sudah menjadi hak mahasiswa untuk mendapatkan nilai
besar jika mahasiwa benar-benar bisa. Dan pernah salah satu teman dsaya
mendapatkan nilai 80 karena saat itu beliau berhalangan hadir dan minta talong
teman sejawatnya untuk mengawasi prktikum di klinik. Dan teman saya mendapat
nilai 80, ketika acc dengan beliau karna teman saya tadi butuh tanda tangan beliau dan beliau melihat nilai
80 lalu nilai 80 teman saya di coret dan diganti 65 sambil mengatakan “kegedean
buat kamu 80!”. Miriskan guys ??:(
Terakhir, kenapa saya menamakan beliau dengan nama
‘Anastasia mam’, karena si doi memiliki nama Palembang asli didepannya,
setelahitu nama nya. Karena kami sering memanggilny dengan julukan ‘nenek’ jadi
salah satu teman saya yang memang tabiaatnya konyol memuliskan nama depan doi
di status pasien, dan doi menanyakan siapa namalengkap serta gelar nya? Anehnya
si teman saya tadi lupa. Dan mengatakan “Anastasia”, serentak hal tersebut
mengumbar tawa dan terdengan diseluruh lapisan mahasiswa that’s why I call her
‘Anastasia mam’.